Minggu, 27 November 2011

al-ihtisan


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhamad SAW, atas dasar wahyu inilah nabi menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat Islam. Ternyata tidak semua persoalan yang dijumpai masyarakat Islam ketika itu dapat diselesaikan dengan wahyu. Dengan keadaan seperti ini, Nabi menyelesaikan dengan keadaan pemikiran dan pandangan beliau dan terkadang pula melalui musyawarah dengan para sahabat.
Masalah fikih atau hukum Islam merupakan masalah praktis yang diperlukan dalam kehidupan manusia sehari-hari khususnya umat Islam, dalam hubungannya dengan Tuhannya, dengan sesama manusia, dengan umat manusia, dan dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, banyak masalah baru timbul dalam masyarakat Islam, di antara masalah-masalah baru itu banyak yang tidak ada hukum dan keterangan secara jelas dalam Al-Qur’an dan hadits. Masalah-masalah baru itu harus di bahas dan di selesaikan secara ijtihad yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang telah ditentukan dengan nash. Oleh karena itu, istihsan adalah salah satu dari cara-cara atau metode-metode ijtihad yang telah dipraktekan oleh para ulama’ yang terdahulu dalam menciptakan suatu hukum.
B.     Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang yang di atas, maka penulis dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Apa pengertian istihsan?
  2. Apa dasar-dasar istihsan?
  3. Ada berapakah macam-macam istihsan?
  4. Bagain manakah kehujjahan istihsandan pandangan para ulma’?
  5. Bagai mana relevasi istihsan di masa kini dan mendatang?

BAB II
AL-ISTIHSAN

A.     Definisi
Istihsan dari segi bahasa adalah berawal dari kata kerja bahasa arab (  استحسن - يستحسن) menjadi ( استحسا ن ) yang berarti mencari kebaikan/menganggap baik sesuatu.
عد الشسئ حسنا وهو مشتو من حسن
“Sesungguhnya yang dianggap baik, istihsan itu berasal dari kata “hasana” yang berarti baik/indah”
Kalimat istihsan terdapat dalam Al-Qur’an dan sunah Rosul seprti firman Alloh  SWT:
tûïÏ%©!$#ur (#qç7t^tGô_$# |Nqäó»©Ü9$# br& $ydrßç7÷ètƒ (#þqç/$tRr&ur n<Î) «!$# ãNßgs9 3uŽô³ç6ø9$# 4 ÷ŽÅe³t6sù ÏŠ$t7Ïã ÇÊÐÈ   tûïÏ%©!$# tbqãèÏJtFó¡o tAöqs)ø9$# tbqãèÎ6­Fusù ÿ¼çmuZ|¡ômr& 4 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# ãNßg1yyd ª!$# ( y7Í´¯»s9'ré&ur öNèd (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÊÑÈ  
“… maka gembiralah hamba-hamba-Ku, yang mendengar perkataan, lalu mengikuti apa yang baik di antaranya………”
Secara terminologi istihsan menurut para ulama usul adalah: beralihnya pemikiran seorang mujtahid dari tuntutan kias yang nyata kepada kias yang samar/dari hukum kepada pengecualian karena ada kesalahan pemikiran yang kemudian memenangkan pemindahan itu.
Apabila terjadi suatu peristiwa yang tidak terdapat pada nash hukumnya, maka dalam pembahasannya ada dua pendapat yang berbeda: Sudut pandang lahiriyah yang menghendaki suatu hukum dan sudut pandang secara tersembunyi yang menuntut hukum lain.seorang mujtahid menemukan dalil yang memenangkan pandangan secara tersembunyi,lalu pindah pada sudut pandang lahiriyah, Inilah yang menurut syara’ disebut al-istihsan. Demikian juga jika hukum itu bersifat umum,sedang kan dalam diri mujtahid ada dalil yang menuntut pengecualian atas sebagian hukum umum ini, lalu ia menghukumi perkecualian itu dengan hukum yang lain, maka ia juga disebut Al-istihsan.  

B.     Dasar-Dasar Istihsan
Dasar-dasar istihsan terdapat dalam Al-qur’an dan hadis Rosululloh SAW,
1.   Dasar Dalam Al-Qur’an
a.       QS.Az-Zumar: 18.
tûïÏ%©!$# tbqãèÏJtFó¡o tAöqs)ø9$# tbqãèÎ6­Fusù ÿ¼çmuZ|¡ômr& 4 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# ãNßg1yyd ª!$# ( y7Í´¯»s9'ré&ur öNèd (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÊÑÈ

Yang mendengarkan pernyataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi oleh Alloh petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar:18)

b.      Qs.Al-haaj: 78

(#rßÎg»y_ur Îû «!$# ¨,ym ¾ÍnÏŠ$ygÅ_ 4 uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym 4 s'©#ÏiB öNä3Î/r& zOŠÏdºtö/Î) 4 uqèd ãNä39£Jy tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# `ÏB ã@ö6s% Îûur #x»yd tbqä3uÏ9 ãAqߧ9$# #´Îgx© ö/ä3øn=tæ (#qçRqä3s?ur uä!#ypkà­ n?tã Ĩ$¨Z9$# 4 (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qßJÅÁtGôã$#ur «!$$Î/ uqèd óOä39s9öqtB ( zN÷èÏYsù 4n<öqyJø9$# zO÷èÏRur 玍ÅÁ¨Z9$# ÇÐÑÈ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar